Ketika saya pernah mendapat jadwal Imam shalat tarawih di masjid dekat rumah nenek saya di Jakarta, saya membaca surat Al-Mulk yang saya bagi menjadi empat bagian (saya baca dalam empat raka'at) dan membaca surat Ar-Rahman 1/5 bagian (16 ayat). Saya membaca kedua surat tersebut (Al-Mulk dan Ar-Rahman) selain saya memang senang dengan kedua surat tersebut juga karena makmum di belakang saya banyak teman-teman ikhwan yang sudah mengenal sunnah, jadi saya pikir tidak bermasalah. Ternyata perkiraan saya kurang tepat. Setelah selesai shalat tarawih, teman saya mengabarkan bahwa ada ibu-ibu yang komplain dengan bacaan kedua surat tersebut denga alasan panjang bacaannya. Setelah kejadian itu, saya tidak pernah membaca surat selain juz 30 di masjid tersebut, saya hanya membaca surat-surat pendek juz 30 ketika mendapat jadwal Imam lagi.
Ketika saya pernah mendapat jadwal Imam shalat tarawih di masjid dekat rumah nenek saya di Jakarta, saya membaca surat Al-Mulk yang saya bagi menjadi empat bagian (saya baca dalam empat raka'at) dan membaca surat Ar-Rahman 1/5 bagian (16 ayat). Saya membaca kedua surat tersebut (Al-Mulk dan Ar-Rahman) selain saya memang senang dengan kedua surat tersebut juga karena makmum di belakang saya banyak teman-teman ikhwan yang sudah mengenal sunnah, jadi saya pikir tidak bermasalah. Ternyata perkiraan saya kurang tepat. Setelah selesai shalat tarawih, teman saya mengabarkan bahwa ada ibu-ibu yang komplain dengan bacaan kedua surat tersebut denga alasan panjang bacaannya. Setelah kejadian itu, saya tidak pernah membaca surat selain juz 30 di masjid tersebut, saya hanya membaca surat-surat pendek juz 30 ketika mendapat jadwal Imam lagi.
Comments
Post a Comment