A. Pengertian Shalat Jama’ah
Shalat jama’ah adalah shalatnya dua
orang atau lebih secara bersamaan, yang satu menjadi imam dan yang lainnya
menjadi ma’mum.
B. Hukum Shalat Jama’ah Bagi Orang Yang Mendengar Adzan
Ulama berbeda pendapat tentang hukum
shalat jama’ah bagi orang yang mendengar adzan, yaitu sebagai berikut :
1. Pendapat pertama : hukumnya
sunnah bukan wajib.
Pendapat ini dikemukakan oleh Jumhur
‘Ulama dan Imam Malik.
Dalil mereka adalah hadits berikut :
“Keutamaan shalat jama’ah terhadap
shalat sendiri adalah 25 derajat”
(Muttafaq ‘alaih)
2. Pendapat kedua : hukumnya fardhu kifayah.
Pendapat ini dikemukakan oleh Imam
Syafi’i, Abu Hanifah.
Dalil mereka adalah sama dengan
hadits di atas.
3. Pendapat ketiga : hukumnya wajib ‘ain atas setiap orang.
Pendapat ini dikemukakan oleh Imam
Ahmad. Dalilnya adalah sebagai berikut :
- Dari Abu Huraira Radhiyallaahu ‘anhu berkata
bahwa Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Demi yang jiwaku
berada di Tangannya, sungguh saya sangat berkeinginan untuk memerintahkan
seseorang mengumpulkan kayu bakar, lalu saya perintahkan seseorang untuk adzan
shalat, lalu saya perintahkan seseorang mengimami manusia untuk shalat,
kemudian saya pergi kepada orang – orang yang tidak datang shalat
(jama’ah) maka saya bakar rumah – rumah
mereka”. (H. R. Bukhari & Muslim).
- Dari Abu Huraira Radhiyallaahu
‘anhu berkata :”Telah datang orang yang buta matanya kepada Rasulullaah
shallallaahu ‘alaihi wasallam, lalu berkata : “Ya Rasulullaah, tidak ada orang
yang menuntunku ke masjid, maka saya meminta keringanan untuk shalat di rumah,
maka Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam memberikan keringana kepadanya
(untuk shalat di rumah). Ketika orang buta tersebut berpaling (hendak meninggalkan
Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam, Beliau memanggil kembali orang buta
tersebut dan bertanya : “Apakan kamu mendengar adzan?” Orang buta tersebut
menjawab : “Ya”. Lalu Beliau berkata : “ Maka (jika demikian) kamu wajib (datang
ke masjid)”. (H. R. Muslim)
C. Daftar Pustaka
1. Al – Mughni, Ibnu Qudamah
2. ABidaayatul Mujtahid wa Nihaayatul Muqtashid, Ibnu Rusyd
Comments
Post a Comment