1. Memiliki Agama Yang Baik
Yaitu berpegang teguh terhadap agama
Allaah secara lahir dan batin tanpa penolakan atau rasa malas atau rasa
penyesalan atau hawa nafsu, tidak ada masalah dengan suaminya dalam hal ketha’atan
kepada Allaah dan Rasul – Nya.
Memiliki agama yang baik merupakan
pilihan yang benar (dalam memilih istri) yang telah diperintah oleh syari’at
Allaah, yang dikuatkan juga oleh akal sehat dan jiwa yang tenang, serta
mengarah pada fithrah yang selamat.
Agama Islam juga telah mengkhususkan
kepada laki – laki terhadap pilihannya yang baik dalam hal memilih istri untuk
melihat agama sehingga mendapat nikmat dari kebaikan (agama istrinya) yaitu
anak – anak dan rumahnya.
2. Memiliki Akhlaq
Yang Baik
Memiliki akhlaq yang baik yaitu perangai yang baik, lemah lembut, perkataan
yang baik, jalan hidup yang lurus, tidak memiliki rasa dendam, tidak
menggagnngu kehidupan suamimya dengan rasa sombong, dll.
Tidak diragukan lagi bahwa gambaran
tersebut di atas adalah terdapat pada wanita shalihah yang merupakan gambaran
‘amal dan hakikat terhadap baiknya akhlaq. Maka beruntunglah orang yang menikah
dengan wanita yang berakhlaq baik.
3. Menuntut Ilmu Syar’i
Yaitu mengetahui ilmu dengan
kemampuannya, mengetahui keutamaan ilmu dan pentingnya menuntut ilmu syar’i. yang
dapat membuat semangat dalam menuntut ilmu syar’i. Mempunyai manhaj ‘ilmiyah
dan bersemangat dalam mengambil manhaj tersebut dalam setiap usaha dengan
kemampuannya.
Semangat menuntut ilmu syar’I juga
terdapat pada Ummul Mu’minin (Istri – istri Rasulullaah) dan wanita – wanita
salaf umat ini sebagai contoh yang baik dalam menuntut ilmu syar’i dan
mengamalkannya.
4. Mengetahui Kedudukan Suaminya
Yaitu mengetahui suaminya yang telah dimulyakan oleh Islam, menunaikan hak
– hak suaminya dengan sempurna yang merupakan salah satu bentuk ibadah dalam
mendekatkan diri kepada Allaah karena hak – hak suami adalah hak yang pasti.
5. Peka Terhadap Ridho Suami
Yaitu mempunyai sifat sensitive
dalam meminta ridho suami, hasrat dan keinginan yang kuat untuk merasakan ridho
suami. Mempunyai wajah yang berseri/bermuka manis yang dapat menambah luasnya
kebahagiaan suami.
Sesungguhnya istri yang shalihah
selalu berusaha untuk sungguh2/berjuang mengerjakan setiap sesuatu yang
diridhoi suami dan mengambil setiap sebab yang dapat mencapai ridho suami.
6. Berkorban Untuk Suami
Yaitu memberi dan berkorban untuk suaminya,
melupakan dirinya sendiri, mementingkan suaminya dibandingakan dirinya sendiri,
mendahului ridho suaminya dari dirinya sendiri, mendahului apa yang disukai
suami dari pada apa yang disukai diri sendiri. Ketha’atan dalam hal yang ma’ruf
(tidak dalam ma’shiyat) merupakan dasar dari segala dasar yang dimiliki istri
shalihah.
7. Hemat dan Tidak
Boros
Istri shalihah mempunyai sifat hemat
tidak boros, tidak bangga dengan harta suaminya yang kaya, tidak berkeluh kesah
dengan sedikitnya harta suami yang faqir. Mengetahui
waktu berinfaq, dermawan tidak pelit/kikir, ridho dengan apa yang Allaah
tentukan untuk dirinya dan qona’ah dengan apa rizki yang Allaah Berikan
kepadanya.
8. Bersikap Zuhud
Yaitu tidak mengejar kepentingan
dunia seperti kebanyakan wanita yang mengejar banyak pakaian, makanan, minuman,
perhiasan, emas dan lainnya. Akan tetapi istri shalihah adalah merasa cukup
dengan sedikit harta dan zuhud yang mencari perhiasan rumahnya di
dunia dengan iman dan ‘amal shalih, di akhirat dengan diterima di sisi
Allaah.
9. Memperhatikan Berhias,
Wewangian, Kerapian dan Kebersihan
Ketahuilah bahwa berhias
itu sangat membekas di hati suami yang bisa
menambah cinta suami kepada istrinya. Oleh karena itu hendaklah seorang istri
mempunyai rasa antusias yg tinggi terhadap berhias,
pakaiannya, wewangiannya dan kerapiannya.
Diketahui juga bahwa berhias
mempunyai peran yang penting dalam menjaga kehormatan diri suami, merasa cukup
untuk menerima kondisi istrinya, menjaga pergaulan suami terhadap istri dengan
baik, menjaga kasih sayang.
10. Bersyukur Kepada Suami
Yaitu merasa bersyukur terhadap apa
yang di dapat suami dari hasil usaha dan keletihannya dalam
rangka menafkahi dirinya dan anak – anaknya. Juga merasa bersyukur terhadap
makanan dan minuman yang diberikan suaminya. Selalu mendo’akannya dan tidak
mengingkari ni’matnya.
11. Berbuat Baik Kepada Suami dan
Keluarganya
Yaitu berbuat baik kepada keluarga
suaminya, agama dan saudara – saudaranya, menyambung silaturrahmi, yang dapat
membuat suami senang dan bahagia serta mendekatkan diri kepada Allaah.
12. Cerdas dan Bijaksana
Yaitu istri yang cerdas dan
bijkasana, tidak mengeluhkan kondisi suaminya meskipun kepada orang tuanya
sendiri, tidak mengeluarkan masalah – masalah rumah ke luar rumah. Jika ada
masalah – masalah besar maka dia minta nasihat kepada orang – orang ‘alim,
bertaqwa. Tidak menyebarkan rahasia rumah tangganya, menasihati suami dengan
baik, sopan, rendah hati dan akhlaq yang baik.
13. Diam Dan Betah Di Rumahnya
Seorang istri shalihah haruslah diam dan betah di rumahnya. Keluar rumah
hanya jika ada keperluan bukan karena hawa nafsu dan menghabiskan waktu. Jika
keluar rumah, istri shalihah minta idzin kepada suaminya, memakai pakaian yang
meutup auratnya dan tidak membahayakan, berjalan tawadhu’dengan adab-adab
pemalu dan tenang, tidak mendengarkan suara di jalanan, dan tidak mendengarkan
suara sandal/sepatunya.
Di antara kerusakan akhlaq wanita adalah seringnya keluar dari rumah,
berkumpul campur baur dengan laki-laki, dan tidak beradab dengan ada-adab
syar’i ketika keluar rumah.
14. Mementingkan Pendidikan Anak
Istri shalihah mementingkan pendidikan anak-anaknya dengan pemdidikan Islam
yang baik dan sempurna, tidak hanya mencukupi dengan yang kulit dan yang tampak
saja tapi lebih mementingkan persiapan membentuk generasi shalih mujahid yang
membawa panji-panji dakwah kepada Allaah.
Istri shalihah merasa bertanggung jawab sebagai pengasuh anak-anak di rumah
suaminya, menjadi ibu yang faham agama dengan pemahaman yang benar-benar faham
dan selamat. Mendidik anak dengan pendidikan Islam yang benar, pendidikan yang
sebenarnya, mempunyai dasar yang jelas dan cara yang syar’i. Mendidik anak
dengan aqidah Islam yang benar dan di atas akhlaq yang mulya serta istiqamah
dengannya.
15. Memperhatikan Waktunya
Istri yang shalihah memiliki perhatiang yang sangat tinggi terhadap
waktunya dan mengetahui pemanfa’atan waktu tersebut. Tidak digunakan untuk
majlis/tempat-tempat ghibah, dunia dan main-main, tapi digunakan untuk
majlis/tempat-tempat dzikir dan memperbaiki sesama manusia, amar makruf dan
nahi munkar.
16. Senang Beribadah Kepada Allaah
Istri shalihah senang beribadah kepada Allaah, banyak berdzikir, tahajjud
di waktu malam, puasa dengan khusu’, menghiasi diri dengan pakaian ketenangan
dan harga diri, tidak malas dan tidak berangan-angan, mengikuti contoh dari ummahaatul mu’minin dan
wanita salaf ahli ‘ibadah yang shalihah.
17. Mengingat Mati
Istri shalihah selalu mengingat mati, mempersiapkan untuk dikubur, dan
tidak lalai dengan pertemuan Allaah dan negeri akhirat. Seandainya seluruh
wanita memiliki sifat yang penting ini, pasti akan kita lihat wanita-wanita
yang shalihah, menjaga diri, ahli ibadah, mujaahidah, beriman, sabar dan juru
dakwah.
18. Sabar Ketika Terjadi Suatu Musibah
Seorang istri shalihah memiliki sifat mu’minah mujaahidah dan sabar. Jika
ditimpa sesuatu (musibah) pada dirinya atau hartanya atau anaknya atau
suaminya, dia bersabar dan mengharapkan ganjaran kepada Allaah, tidak mengutuk
atau meratap dengan ratapan jaahiliyah, dan bersikap dengan apa yang disukai
Allaah. Beriman dengan qadha’ dan qadar dengan keyakinan yang berakar dalam
hatinya.
Istri yang shalihah bersikap sabar ketika terjadi bencana, kuat ketika terjadi
goncangan. Jika Allaah menguji dan mencobanya dia akan sabar dan menampakkan
keyakinannya yang nyata terhapdap qadha’ dan qadar. Sabar dengan mengharapkan
ganjaran, hanya mengharap kepada Allaah karena lebih baik dan kekal, mengetahui
bahwa apa yang Allaah Kehendaki pasti terjadi dan apa tidak Allaah Kehendaki
tidak akan terjadi.
Sumber :
Haadzihi Hiya Zaujatiy, Abu Ahmad ‘Ashom bin Muhammad As-Syarief.
Comments
Post a Comment