A. Pengertian Sujud Tilawah
Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan pada waktu membaca
al-Qur’an, baik di dalam shalat atau di luar shalat, ketika bertemu ayat –ayat
yang memerintahkan untuk sujud atau ketika bertemu dengan kalimat pengkhabaran
yang menunjukkan permintaan sujud.
Contoh ayat yang memerintahkan sujud yaitu Q.S. An – Najm ayat 62,
Q.S. Al – ‘Alaq ayat 19.
Contoh kalimat pengkhabaran
yang menunjukkan permintaan sujud yaitu Q.S. Al – A’raf ayat 206.
B. Hukum Sujud Tilawah
Ulama berbeda pendapat tentang hukum
sujud tilawah, yaitu :
1. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa hukum sujud tilawah adalah
wajib.
2. Imam Maalik, Imam Syaafi’i, Imam Ahmad
dan Jumhur Ulama berpendapat bahwa hukum sujud tilawah adalah sunnah.
C. Jumlah Sujud Tilawah
Ulama juga berbeda pendapat tentang jumlah sujud tilawah, yaitu :
1. Imam Maalik mengatakan bahwa jumlah sujud tilawah ada 11 tempat,
yaitu :
a. Q.S. Al – A’raf ayat 206.
b. Q.S. Ar – Ra’du ayat 15.
c. Q.S. An – Nahl
ayat 48-49.
d. Q.S. Al – Isra’ ayat 107.
e. Q.S. Maryam ayat 58.
f. Q.S. Al – Hajj ayat 18 & 77.
g. Q.S. Al – Furqaan ayat 60
h. Q.S. An – Naml ayat 25-26.
i. Q.S. As – Sajadah ayat 15.
k. Q.S. Shaad ayat 24.
l. Q.S. Fushshilaat ayat 37&38.
2. Imam Syaafi’i mengatakan bahwa jumlah sujud tilawah ada 14 tempat,
yaitu :
a. Q.S. Al – ‘Alaq ayat 19.
b. Q.S. An – Najm ayat 62.
c. Q.S. Al –
Insyiqaaq ayat 21.
d. Q.S. Shaad ayat 24.
e. Q.S. Al – A’raf ayat 206.
f. Q.S. Ar – Ra’du ayat
15.
g. Q.S. An – Nahl ayat 48-49.
h. Q.S. Al – Isra’ ayat 107.
i. Q.S. Maryam
ayat 58.
j. Q.S. Al – Furqaan ayat 60.
k. Q.S. An – Naml ayat 25-26.
l. Q.S. As – Sajadah ayat 15.
m. Q.S. Shaad ayat 24.
n. Q.S. Fushshilaat
ayat 37&38.
3. Imam Ahmad mengatakan
bahwa sujud tilawah ada 15 tempat yaitu :
a. Q.S. Al – ‘Alaq ayat 19.
b. Q.S. An – Najm ayat 62.
c. Q.S. Al –
Insyiqaaq ayat 21.
d. Q.S. Shaad ayat 24.
e. Q.S. Al – A’raf ayat 206.
f. Q.S. Ar – Ra’du ayat
15.
g. Q.S. An – Nahl ayat 48-49.
h. Q.S. Al – Isra’ ayat 107.
i. Q.S. Maryam
ayat 58.
j. Q.S. Al – Furqaan ayat 60.
k. Q.S. An – Naml ayat 25-26.
l. Q.S. Shaad
ayat 24.
m. Q.S. As – Sajadah ayat 15.
n. Q.S. Shaad ayat 24.
o. Q.S. Fushshilaat
ayat 37&38.
4. Imam Abu Hanifah
mengatakan bahwa sujud tilawah ada 12 tempat, yaitu :
a. Q.S. Shaad ayat 24.
b. Q.S. Al – A’raf ayat 206.
c. Q.S. Ar – Ra’du ayat
15.
d. Q.S. An – Nahl ayat 48-49.
e. Q.S. Al – Isra’ ayat 107.
f. Q.S. Maryam
ayat 58.
g. Q.S. Al – Furqaan ayat 60.
h. Q.S. An – Naml ayat 25-26.
i. Q.S. Shaad
ayat 24.
k. Q.S. As – Sajadah ayat 15.
l. Q.S. Shaad ayat 24.
m. Q.S. Fushshilaat
ayat 37&38.
C. Waktu Sujud Tilawah
Ulama berbeda pendapat tentang waktu sujud tilawah, yaitu :
1. Imam Maalik, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad melarang sujud pada
waktu – waktu dilarangnya shalat dan membolehkan di luar waktu tersebut. Waktu dilarangnya shalat adalah :
- Setelah shalat shubuh sampai terbitnya matahari.
- Ketika terbit matahari sampai mulai naik.
- Ketika matahari tepat di atas kepala kita atau ketika bayangan
suatu benda terletak pada benda tersebut.
- Setelah shalat ‘ashar sampai menjelang terbenam matahari.
- Ketika matahari terbenam.
2. Imam Syaafi’i membolehkan sujud tilawah semua waktu dan waktu – waktu
dilarangnya shalat.
D. Orang Yang Wajib Sujud Tilawah
Ulama sepakat bahwa sujud tilawah dilakukan oleh orang yang sedang
membaca Al – Qur’an baik dalam shalat atau di luar shalat. Sedangkan orang yang
tidak membaca Al – Qur’an dan mendengar, maka ulama berbeda pendapat, yaitu :
1. Imam Abu Hanifah berpendapat wajib sujud tilawah bagi yang membaca
atau tidak membaca tapi mendengar bacaannya.
2. Imam Syaafi’I dan Imam Ahmad berpendapat bahwa orang yang mendengar
tapi bukan peyimak (maksudnya tidak duduk dengan pembaca) , maka tidak wajib
sujud tilawah.
3. Imam Maalik mensyaratkan sujud tilawah bagi pendengar, yaitu :
a. Ketika duduk mendengarkan Al – Qur’an.
b. Sujud bersama/ketika pembaca sujud tilawah.
E. Sifat Sujud Tilawah
Sifat sujud tilawah ada dua keadaan, yaitu :
1. Sujud Tilawah Dalam Shalat
Ulama sepakat tentang sifat sujud tilawah ketika shalat dilakukan
dengan mengucapkan takbir denga keras ketika akan sujud dan bangkit dari sujud
dengan mengucapkan takbir lagi kemudian menyempurnakan bacaannya.
2. Sujud Tilawah Di Luar Shalat
Ulama berbeda pendapat tentang sifat sujud tilawah di luar shalat,
yaitu :
a. Jumhur Ahli Fiqih mengatakan bahwa sujud tilawah dengan mengucapkan
takbir ketika turun dan bangkit dari sujud tilawah serta tidak mengucapkan
salam.
b. Imam Syaafi’I dan Imam Ahmad berpendapat bahwa sujud tilawah dengan
mengucapkan takbir ketika turun dan bangkit dari sujud tilawah serta
mengucapkan salam.
c. Imam Syafi’i dengan mengangkat kedua tangan ketika sujud tilawah.
F. Bacaan Sujud Tilawah
Imam Ahmad berpendapat bahwa bacaan sujud tilawah adalah seperti
bacaan sujud dalam shalat yaitu : “Subhaana Rabbiyal A’la”.
Ada dua hadits tentang bacaan sujud tilawah, yaitu :
1. Hadits yang diriwayatkan oleh
Aisyah tentang bacaan sujud tilawah yaitu :
“ Bahwa Rasuulullaah shallallaahu ‘alaihi wasalaam membaca pada
sujud tilawah pada malam hari (dengan bacaan) :
سجَد وجهي للّذي خَلقَه وصَوّره، وشَقّ سَمْعه وبَصَره، بحَوله وقوّته
(“Sajada
wajhiya lillaadziiy khalaqahu wa shawwarahu, wa syaqqa sam’ahu wa Basharahu,
bihaulihi wa quwwatihi”)
2. Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbaas, dia berkata :
“Datang seorang laki – laki kepada Rasuulullaah shallallaahu
‘alaihi wasalaam, lalu berkata : “Ya Rasuulllaah, sesungguhnya saya melihat
pada malam hari (maksudnya bermimpi) saya shalat di belakang pohon, lala saya
membaca (surat As – Sajadah/atau ayat – ayat sujud tilawah) lalu saya sujud,
maka pohon tersebut sujud (karena melihat) sujud saya, lalu saya mendengar
pohon tersebut (ketika sujud tilawah) berkata :
اللهم اكتب لي بها عندك أجراً، وضَع عنّي بها وزراً، واجعلها لي عندك
ذُخراً، وتَقبّلها منّي كما تقبّلتها مِن عبدك داود"
(“Allaahummaktubliy
bihaa ‘indaka ajra, wadha’a ‘anniy bihaa wizraa, wa’alhaa liy‘indaka dzikhra, wa
taqabbalahaa minniy kamaa taqabbatahaa min ‘abdika Daud”).
Maka ketika Rasuulullaah shallallaahu ‘alaihi wasalaam membaca ayat
sajadah lalu Beliau sujud (tilawah). Lalau Ibnu ‘Abbaas berkata :”Saya
mendengar Rasuulullaah membaca (ketika sujud tilawah) seperti yang dikhabarkan
oleh laki – laki tentang perkataan pohon tersebut (ketika sujud tilawah)
Imam Tirmidzi berkata :” :”Hadits ini adalah hadits ghoriib”.
G. Daftar Pustaka
1. Al – Mughni, Ibnu Qudamah.
2. Bidaayatul Mujtahid wa Nihaayatul Muqtashid, Ibnu Rusyd.
3. Majmu’ Syarah Al – Muhadzab, An – Nawawi.
4. Badaai’us – Shanaai’, Al – Kasaaniy.
5. Al – Asyraaf ‘Ala Nukti Masaailil Khilaaf, Al – Qaadhi ‘Abdul Wahab.
6. Tanwiirul Maqaalah fii Hallil Alfaaddzir Risaalah, At –Tanaa i.
7. Syarah Minhul Jaliil ‘ala Mukhtashar Al – ‘Allaamah
Khaliil, Muhammad ‘Aliisy.
Comments
Post a Comment